☝☝☝☝☝☝☝☝
Perkembangan
dunia saat ini, terutama kondisi bangsa
Indonesia dalam berbagai berita di media masa, baik media cetak maupun
media elektronik begitu banyak persistiwa yang diberitakan. Masalah soasial selalu menjadi sorotan utama dalam berbagai berita
utama di berbagai media yang terjadi dewasa di masyrakat. Masalah-masalah itu
akibat lunturnya nilai-nilai soasial bangsa yang semakin terkikis akibat
nilai karakter iman semakin tidak dihayati dalam hidup, berakibat terjadinya berbagai peristiwa
kekerasan dengan menyebarkan isu sara. Kita tahu Bangsa Indonesia dikenal dunia denagan
kenaneka ragaman suku, agama, budaya dan ras dengan semboyan Bhineka Tunggak Ika. Dengan keaneka ragaman ini Bangsa kita hidup bersatu
padu, saling mendukung satu dengan yang lainnya, hingga pada akhirnya dapat mengusir Penjajah dari bumi
ibu pertiwi dengan menyatakan kemerdekaan yang di Proklamirkan pada tanggal, 17
Agustus 1945, oleh Bapak Ir. Soekarno dan Mohamamad Hatta. Yang menjadi pertanyaan pada diri kita yakni,
apa yang dapat kita buat untuk bangsa
ini dalam mengisi kemerdekaan ?
Dengan adanya
Media masa baik media cetak atau media elektronik
kita begitu mengetahui berbagai perisitiwa yang
tersadi saat ini yakni peristiwa pembunuhan, permerkosaan, pencurian, korupsi,
nepotisme, fitnah, bahkan popularistas diri sendiri dengan mengorbankan orang
lain yang tidak bersalah. Dengan adanya SARA
membuat bangsa kita begitu kaya dalam kehidupan Negara
Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) dengan
begitu rentan dijadikan media untuk memech belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Kadangkala agama sering diperalat untuk
menjadi landasan idiologi dan pembenaran simbolis bagi kekerasan.
Oleh karena itu sebagai bagian dari bangsa
ini, kita dipanggil untuk berbuat sesuatu yang lebih baik dalam mengisi
kemerdekaan dengan kerja nyata dalam mendidik anak-anak bangsa yang menjadi
penerus. Untuk
itu penanaman
Nilai Karakter Iman dalam membentuk pribadi dimulai dari bagian yang paling kecil yakni dari
keluarga, lingkungan, sekolah dan masyarakat yang perlu di tingkatkan dengan kesadaran
akan pribadi setiap orang untuk menjaga keutuhan Bangsa dan Negara ini.
Nilai KarakterIman yang dibentuk pada anak dimulai dari keluarga dengan
memberikan pemahaman akan iman dan
kepercayaan yang dianut. Anak-anak tentu belum memahami akan makna dari iman itu
sendiri namun, perbuatan yang perlu ditunjukan kepada anak sehingga dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik.
Apa bila nilai iman ditanamkan sejak dini
dengan baik maka, tidak akan ada masalah yang timbul akibat perbedaan dan
kekerasan SARA. Perbedaan pendapat adalah hal
yang baik dalam membangun suatu
bangsa
yang lebih rukun dan harmonis ini yang perlu di tanamkan.
Bangsa Indonesia bukanlah
Negara Agama tetapi negara Beragama yang
perlu diberikan pemahaman yang baik dan benar pada anak didik
untuk menghormati berbagai aneka ragam
suku dan agama.
Untuk
mengatasinya masalah ini
Nilai Karakter Iman anak
maka,
yang perlu dilakukanan adalah
Pertama mengatasi diri sendiri.
Jika
diri sendiri sudah kita atasi maka,
persoalan
yang akan timbul dapat dihadapi dan
diatasinya dengan baik dan bijaksana.
Citra dan sikap dalam perilaku
hidup anak perlu dibentuk sedini mungkin agar
menjadikannya pribadi yang beriman dan bertaqwa. Tantangan dari luar yakni
kenakalan anak-anak dalam menghadapi dan menasehati agar tidak mengulangi
perbuatan atau kesalahan yang berulang-ulang. Tantangan dari lingkungan
bermain anak sangat mempengaruhi sikap mental
anak.
Dengan penanaman nilai karakter
iman anak untuk hidup rukun dan damai saling menghormati satu dengan lainnya
dalam sikap toleransi yakni saling menghormati, menghargai perbedaan suku,
agama dalam hidup keseharian di tengah masyarakat yang beraneka ragam.
Sebagai
seorang bapa atau ibu guru agama memiliki tugas penting dalam membentuk
Nilai Karakter Iman anak
di sekolah.
Untuk itu yang perlu di pahami dalam tugas se
orang Guru Agama Katolik yakni memahami Tugas seorang Nabi. Oleh karena nabi
tugasnya mewartakan,
penyambung lidah
Tuhan itu sendiri yang dianut/diyakini. Guru Agama Katolik mengambil tugas kenabian
disekolah dengan mengajar pengetahuan iman anak dan mewartakan ajaran Kristus
pada anak didik. Tugas seorang
Imam
adalah menguduskan imamiah. Sebagai seorang guru agama katolik bertugas untuk
merayakan perayaan iman agar anak-anak memahami lebih baik peristiwa
kebangkitan. Perayaan iman ini bukan sekedar perayaan ibadat saja, tetapi juga
menghasilkan buah nyata dalam kehidupan anak-anak bagaimana peristiwa
Reingkarnasi. Tugas seorang raja adalah melayani. Yesus dalam hidupNya adalah
menunjukan tugas melayani dalam peristiwa
pembasuhan kaki para muridNya (yoh.13;1-20).
Memamng banyak
kejadian telah terjadi namun tidak menyurutkan semangat kita anak Bangsa
Indonesia untuk membangun kembali nilai-nilai luhur para pejuang yang sudah memasuki
usia yang ke 73 tahun ini. Mari kita
bangun bangsa kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, lingkungan,
masyarakat bangsa dan negara.
Dihgayahu Bangsa Indonesia ke 73 – 17-08-2018,
💙💙💙💙 Satu Lamahora - Satu Lembata – Satu NTT – satu
Indonesia NKRI harga mati 💛💛💛💛💛💛💛💛
💗💗💑💑💜💛💜💑💑💛💗💗