Ini Cerita Kita yang sebenarnya disini
Teriknya
matahari di siang bolong dengan langkah kaki tergontai sang profesor memasuki
halaman rumahnya dengan menaiki anak tangga. Akibat kelelahan dari tempat kerja sangprofesor menghampiri bangku panjang yang ada di samping rumahnya. Di bahu
kanan tergantung seutas tali dan diujung
tali tergantung sebuah tas berwarna
hitam berisikan peralatan kerja. Nampak
di wajah sang profesor terlihat jelas kerutan dahi dengan jelas seolah-olah hari itu tidak bersahabat dengannya.
Dengan
nada kesal sambil berteriak ia memanggil
Yance... Yance...Yance...
Mendengar
teriakan dibalik pepohonan rimbun, suara
memanggil terdengar jelas di telinga
Yance. Sambil berlari mendekati arah suara memanggil, Yance bertanya dalam hatinyai
entah apa yang telah terjadi ? Dengan
napas yang terengah-eangah Yance menghampirinya lalu bertanya, “ ada apa guru ?
Dari
mana saja kamu saat saya panggil tadi ! Yance belum menjawab pertanyaan sang
profesor berkata, “
Sudah baca koran
hari ini apa belum ? “
Sambil
berkata demikian kedua tangan bergerak membuka
resleting tas hitam yang ia bawah. Sambil mengeluarkan isi tas sebuah exemplar
koran daerah terlihat. Kebetulan sang
profesor juga seorang loper koran ibu kota sebagai tugas tambahan dalam mengais
rejeki disamping tugas pokoknya.
Yance
mengambil koran dari tangan sang profesor,
namun belum sempat dibaca sang profesor bercerita.
Berita
koran hari ini dikatakan bahwa, batas waktu mengurus surat-surat kelengkapan untuk
pembayaran gaji tinggal satu minggu
lagi. Dalam koran dikatakan bahwa surat
ini sebagai salah satu persyaratan untuk
menerima pembayaran gaji.
Dengan nada
kesal sang profesor berkata, “Orang-orang
di Kantor kerjanya tidak benar, apa yang mereka lakukan hanya duduk nongkrong, habis jam kantor pulang, kerja apa saja mereka selama ini.
Apa bila sudah tidak ada kerja lagi sebaiknya berhenti saja. Kami disini boleh kerja setengah mati mau
kerja RPP apa urus anak-anak. Ini tidak
gampang o.., dengan logat kental Lembata karena sang profesor orang asli dari Lembata tepatnya di desa Hab Hipet.
Dengan
tenang Yance mendengar cerita yang dituturkanoleh sang profesor padanya dengan
nada geram. Tiba-tiba anak dari sang
profesor berlari menghampiri keduanya sambil berkata, “ bapa ada SMS dari Kantor
katanya ada rapat penting sore ini. Mendengar perkataan yang disampaikan Solot
sang buah hati lalu ia berkata,’ baik anaku sayang bapa akan ikut rapat nanti
nati sore.
Setibanya
di kantor akibat amarah yang terpendam dari rumah, tanpa berpikir panjang sang profesor berbicara
tanpa berpikir panjang.
Dalam
hati ia berkata, kami ini guru profesional, guru agama yang mengajar tentang
nilai moral, kejujuran. Dengan nada
emosi sang profesor berkata dengan nada keras, kami selama ini orang kantor
sudah bohong kami. Kami selama ini dipungut
perangko dua buah, ada apa ini sebenarnya. Kami sudah menempel perangko di dalam surat dan sudah ditanda tangani lalu
perangko yang satunya di kemanakan dijual atau diapakan oleh orang yang
mengumpul perangko tanya sang profersor
dengan nada emosi. Semua orang yang mengikuti rapat sontak tertawa
terbahak-bahak mendengar apa yang dikatakan sang profesor.
Karena
emosinya maksud yang ingin disampaikan sebenarnya METERAI bukan PERANGKO.
Yang menjadai Pertanyaan buat kita
1. Apa yang saya katakan ini perna saya laksanakan( telusuri hati nurani kita masing-masing )
2.
Tugas dan Fungsi kita masing-masing : bisa kita
jawab sendiri dengan hati nurani kita
3.
Perbedaan antara Guru Agama dan Guru Ekonomi
- Guru Agama Mengajar tentang Kejujuran, moral, apakah ia jujur dalam tugas dan tanggungjawab ????
- Guru Ekonomi mengajar tentang rumus untung/rugi,
ia mengerti akan tugas dan tanggung para pekerjanya, tentu ia akan menilai hasil
kerja dan akan menghargai hasil pekerjaan orang tersebut.
4.
Sudah Pernakah anda memberi dari
kekurangan/kelebihan ? jawaban lasimnya, ini hak saya dan itu tugasnya
5. Adakah hati nurani dalam pelayanan kita ?
6.
Dalam cerita METERAI kita akan menilai begitu
bodoh dan rakusnya kita dalam menilai
orang lain tentang harta karena, dimana
hatimu berada disitu hartamu berada.
Guru
Agama berkata, itu perbuatan yang salah karena
yang dibutuhkan itu satu bukan dua meterai namun, dibantah oleh Guru Ekonomi bawah itu perbuatan benar karena itu untuk pertanggung jawab administari.
Jika
kata-kata itu keluar dari mulut berasal dari dalam hati nurani maka akan
MEMETERAIKAN hidup dari perbuatan namun, jika kata-kata itu keluar dari dalam mulut
berasal dari pikiran maka akan memerdekakan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar